Perangi
Rasa Malas, Sekarang!
Rasa
malas termasuk salah satu ‘penyakit berat’ yang sering menghinggapi manusia.
Kemalasan adalah salah satu faktor dominan yang membuat manusia sulit meraih
kesuksesan. Kemalasan pula yang seringkali menghambat seseorang bahkan suatu
bangsa dalam meraih kemajuan. Tidak cuma itu, kemalasan juga tak jarang
membuyarkan segala amal dan cita-cita manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia
maupun akhirat.
Berbicara
tentang kemalasan, sebenarnya bukan berbicara tentang kurangnya pengetahuan.
Orang malas mengetahui tentang apa yang harus dia lakukan, tetapi dia tetap
tidak melakukan hal yang semestinya dilakukan, entah itu karena enggan atau
malas.
Kerugian yang timbul akibat kemalasan pun bukan main-main bisa jadi sampai hilang nyawa. Penganggur yang malas mencari nafkah atau malas bekerja keras benar-benar dapat menjadi beban pemborosan, karena walaupun menganggur dia tetap harus menguras dana untuk makan, minum, tempat berteduh, mandi, listrik, air, dan sebagainya.
Kerugian yang timbul akibat kemalasan pun bukan main-main bisa jadi sampai hilang nyawa. Penganggur yang malas mencari nafkah atau malas bekerja keras benar-benar dapat menjadi beban pemborosan, karena walaupun menganggur dia tetap harus menguras dana untuk makan, minum, tempat berteduh, mandi, listrik, air, dan sebagainya.
Padahal
kalau dia mau saja keluar dari rumahnya dengan niat dan tekad untuk bekerja
keras mencari nafkah niscaya, maka dia akan seperti burung yang keluar dari
sangkarnya dan kembali membawa cacing untuk makan keluarganya. Jadi bukan
karena tidak ada jatah rezekinya, melainkan malas menjemput jatahnya. Dan
kalaupun memang ‘belum waktunya’ memperoleh pekerjaan, maka jadilah pribadi
yang sanggup berhemat dan tidak menjadi beban.
Ada seorang
pemuda, malah mahasiswa, mempunyai motor yang bagus. Sayang, dia malas sekali
untuk memarkir kendaraan di tempat yang semestinya. Dia merasa lebih mudah
menyimpan di depan pintu kosnya. Lebih dari itu, dia pun malas untuk
repot-repot menggunakan rantai pengaman. Di ujung kisah ini sudah bisa ditebak,
kemalasan seperti ini akan memberi kemudahan bagi para maling untuk melakukan
aksinya. Malas mengeluarkan waktu dan tenaga yang tak seberapa, maka hasilnya
lenyaplah berjuta-juta.
Kisah
lainnya tentang safety belt atau sabuk pengaman. Karena merasa sudah terbiasa
tak menggunakan dan juga malas memakainya, sang bos sebagai pemilik mobil mewah
harus memikul derita menyedihkan, yaitu tatkala ada mobil orang lain yang
hilang kendali sehingga menabrak mobilnya tanpa bisa dihindarkan. Akibatnya,
dia harus berbaring di rumah sakit berbulan-bulan karena gegar otak dan patah
tulang. Tentu saja, hal ini menyebabkan dia harus mengeluarkan biaya besar.
Tidak cuma itu, dia juga tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga hilanglah
kesempatan bisnisnya. Nah, silakan hitung sendiri jenis kerugian lainnya!
Saudaraku,
marilah kita renungkan perkara kemalasan lainnya. Misalnya malas mandi, maka
bersiaplah untuk berpanu-ria. Malas mengerjakan tugas dan belajar maka
bersiaplah untuk tidak naik kelas. Malas ngantor maka bersiaplah untuk
dirumahkan. Malas ibadah maka bersiaplah untuk mendapatkan penderitaan dunia
akhirat, na’udzubillah. Bukankah tugas kita di dunia ini untuk beribadah?
Percayalah tidak ada jalan kesuksesan bagi si pemalas yang malang. Maka,
marilah kita lawan dengan segenap tenaga, dobrak, bagai buldozer menggempur
penghalang. Yakinlah bahwa kita sanggat sanggup melawan kemalasan yang
merugikan dan menghinakan itu dengan mudah asalkan mau memulainya dengan belajar
mendisiplinkan diri dalam segala hal. Semoga kisah diatas dapat menjadi sumber
inspirasi Anda.